Laporan: Kompas.com
Rabu, 17 Maret 2010 | 17:20 WITA
DENPASAR, TRIBUN-TIMUR.COM -- Sehari pascanyepi, ada sebuah tradisi unik yang selalu digelar pemuda-pemudi Banjar Kaja, Sesetan, Denpasar yakni omed-omedan atau ciuman massal antara pemuda pemudi desa sebagai wujud kebahagiaan di hari ngembak geni. Peserta omed-omedan adalah sekaa teruna-teruni atau pemuda-pemudi mulai dari umur 17 tahun hingga 30 tahun atau yang sudah menginjak dewasa namun belum menikah. Dalam Kamus Bali-Indonesia, omed-omedan berarti tarik menarik. "Omed-omedan adalah budaya leluhur yang sampai saat ini terus kita lestarikan," ujar I Putu Wiranata Jaya, ketua panitia. Pernah suatu waktu omed-omedan tidak dilaksanakan dan muncul musibah yang ditandai dengan perangnya 2 ekor babi di Banjar Kaja. Kemudian para sesepuh desa memutuskan untuk langsung menggelar prosesi omed-omedan untuk menjauhkan desa dari bencana yang lebih besar.
Prosesi omed-omedan dimulai dengan persembahyangan bersama antar peserta omed-omedan di pura banjar memohon keselamatan dan kelancaran selama berlangsungnya acara. Usai sembahyang, peserta dibagi 2 kelompok, pria dan wanita. Sekitar 50 pemuda berhadapan dengan 50 pemudi. Setelah ada aba-aba dari para sesepuh desa, kedua kelompok saling bertemu satu sama lain dan peserta terdepan saling berciuman di depan ribuan penonton yang memadati sekitar lokasi omed-omedan.
Prosesi tersebut dilakukan secara bergantian dan setiap peserta pria maupun wanita menunjuk salah seorang rekan mereka untuk beradu ciuman di barisan terdepan.(*)
Tribun Timur
Lebih Interaktif, Lebih Akrab
Redaksi: 081.625.2233 (SMS), tribuntimurcom@yahoo.com, Facebook Tribun Timur Berita Online Makassar, twitter.com/tribuntimur
Sirkulasi: 081.625.2266 (SMS)
1 komentar:
Bali emang keren banyank budaya dan tradisi unik di sana.. i love Bali
Posting Komentar